Pesugihan Digital: Apakah Ada Tuyul Versi Online di Era E-Wallet?

Konsep mencari kekayaan melalui jalur mistis kini ikut berevolusi seiring perkembangan teknologi. Jika dahulu masyarakat akrab dengan praktik pesugihan tradisional seperti memelihara tuyul, kini muncul istilah Pesugihan Digital. Pertanyaan yang menggelitik adalah, apakah ada “tuyul versi online” yang mampu mencuri saldo dari e-wallet atau rekening bank secara gaib? Fenomena ini mencerminkan adaptasi mitos dalam masyarakat modern.

Pesugihan Digital adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan modus penipuan modern yang dibalut nuansa mistis. Pelaku sering memanfaatkan keyakinan masyarakat terhadap hal gaib untuk menipu korbannya agar menyerahkan uang atau data pribadi. Mereka menjanjikan kekayaan instan tanpa usaha, menarik minat mereka yang terdesak masalah ekonomi atau haus akan jalan pintas.

Praktik ini berbeda jauh dari cyber crime murni. Meskipun ujung-ujungnya melibatkan transaksi online, pelaku Pesugihan Digital beroperasi dengan meyakinkan korban bahwa prosesnya melibatkan ritual dan kekuatan spiritual. Korban diminta mentransfer sejumlah dana sebagai “mahar” atau biaya ritual, meyakini bahwa uang tersebut akan berlipat ganda secara ajaib.

Sayangnya, praktik Pesugihan Digital ini tidak lebih dari penipuan canggih berkedok mistik. Pelaku memanfaatkan psikologi korban yang berada di titik terlemah. Mereka menggunakan teknik rekayasa sosial (social engineering) untuk mendapatkan kode OTP, password, atau meminta transfer langsung. Uang yang ditransfer sebagai mahar tidak pernah kembali dan tidak pernah berlipat ganda.

Masyarakat harus lebih kritis dan logis dalam menghadapi tawaran kekayaan instan semacam ini. Kekayaan sejati datang dari kerja keras, keahlian, dan kesempatan yang dimanfaatkan dengan baik. Mengandalkan Pesugihan Digital atau bentuk pesugihan lainnya hanya akan berujung pada kerugian finansial, bahkan berpotensi membuka diri terhadap tindak kriminal siber.

Pihak kepolisian dan tokoh agama terus-menerus mengimbau masyarakat untuk menjauhi praktik penipuan berkedok pesugihan online. Mereka menekankan bahwa tidak ada cara instan untuk menjadi kaya secara ajaib. Setiap janji kekayaan tanpa usaha harus dicurigai sebagai modus penipuan yang bertujuan merampas harta benda.

Penting untuk selalu menjaga kerahasiaan data pribadi, terutama informasi perbankan dan e-wallet. Jangan pernah memberikan kode verifikasi (OTP) kepada siapa pun, meskipun orang tersebut mengatasnamakan dukun atau penyedia jasa supranatural. Keamanan digital adalah tanggung jawab pribadi yang harus diutamakan.

Sebagai penutup, mitos tuyul mungkin masih ada, tetapi tuyul yang mampu menguras saldo e-wallet adalah fiksi. Realitasnya adalah penipu yang cerdik. Mari kita tingkatkan kewaspadaan, berpikir rasional, dan menjauhi segala bentuk penawaran Pesugihan Digital demi keamanan finansial dan ketenangan batin kita.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org