Jumlah rakaat shalat Tarawih memang bervariasi di kalangan ulama, menunjukkan fleksibilitas dalam syariat Islam. Ada pendapat yang menganjurkan 8 rakaat Tarawih ditambah 3 rakaat witir, sementara yang lain berpendapat 20 rakaat Tarawih diikuti 3 rakaat witir. Kedua pandangan ini memiliki dasar dan dalil masing-masing dari sunnah Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, umumnya Jumlah rakaat yang dipilih adalah 8 atau 20, mencerminkan keragaman praktik umat.
Perbedaan Jumlah rakaat ini bukanlah masalah fundamental yang harus diperdebatkan. Muslim disunahkan mengikuti pendapat ulama yang mereka yakini kebenarannya, atau yang sesuai dengan kebiasaan di tempat mereka beribadah. Yang terpenting adalah kekhusyukan dan keikhlasan dalam melaksanakan shalat, bukan semata-mata pada banyaknya rakaat yang dikerjakan, hal ini menjadi inti dari ibadah.
Dalil untuk 8 rakaat sering didasarkan pada hadis yang menyebutkan Nabi Muhammad SAW tidak pernah shalat Tarawih lebih dari 11 rakaat (termasuk witir). Sementara itu, dalil untuk 20 rakaat mengacu pada praktik khalifah Umar bin Khattab dan kebiasaan yang lebih umum di masa setelah Nabi. Keduanya adalah bentuk yang sah dan berpahala.
Memahami perbedaan Jumlah rakaat ini penting agar tidak terjadi perpecahan di kalangan umat. Setiap Muslim berhak memilih yang sesuai dengan kemampuan fisik dan waktu yang mereka miliki. Yang paling utama adalah menjaga konsistensi dalam melaksanakan Tarawih selama bulan Ramadhan, demi meraih berkah dan ampunan dari Allah SWT.
Di masjid-masjid besar di Indonesia, seringkali disediakan opsi yang berbeda untuk mengakomodasi semua jamaah. Ada yang memilih melaksanakan 8 rakaat saja, ada pula yang melanjutkan hingga 20 rakaat. Ini menunjukkan toleransi dan saling menghormati di antara umat dalam menjalankan ibadah, menciptakan suasana yang damai dan inklusif.
Bagi yang memilih Jumlah rakaat lebih sedikit, penting untuk memastikan kualitas shalat tetap terjaga. Kekhusyukan, thuma’ninah (ketenangan dalam setiap gerakan), dan penghayatan bacaan adalah inti dari shalat yang diterima. Jangan sampai memilih sedikit hanya karena ingin cepat selesai, melainkan karena yakin itu adalah yang terbaik.
Para ulama juga sering menekankan bahwa yang terpenting adalah istiqamah dalam beribadah. Melaksanakan Shalat Sunnah Tarawih dengan konsisten setiap malam Ramadhan, terlepas dari Jumlah rakaatnya, jauh lebih baik daripada hanya melaksanakannya di awal atau akhir Ramadhan. Ini adalah latihan disiplin diri untuk meraih pahala yang berlimpah di bulan suci ini.
